Latest Post

Monday, 7 March 2016

2.1.5 Pemberian Topikal


Pemberian Topikal Pada Kulit

Tidak banyak obat yang dapat menembus kulit utuh. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit yang terpajan serta elautan obat dalam lemak karena epidermis bertindak sebagai sawar lemak. Dermis permiabel terhadap banyak zat sehingga absorpsi terjadi jauh lebih mudah bila kulit terkelupas atau terbakar. Beberapa zat kimia yang sangat larut lemak misalnya insektisida organofosfat, dapat menimbulkan efek toksik akibat absorpsi melalui kulit ini. Inflamasi dan keadaan lain yang meningkatkan aliran darah kulit juga akan memacu absorpsi melalui kulit. Absorpsi dapat ditingkatkan dengan membuat suspensi obat dalam minyak dan menggosokkannya ke kulit atau dengan menggunakan penutup diatas kulit yang terpajan. Obat yang banyak digunakan untuk penyakit kulit sebagai salpe kulit adalah antibiotik, kortikosteroid, antihistamin, dan fungisid, tetapi beberapa obat sitemik dibuat juga sebagai sediaan topikal, misalnya nitrogliserin dan skopolamin.

Pemberian Topikal Pada Mata


Cara ini terutama dimaksudkan untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang biasanya memerlukan absorpsi obat melalui kornea. Absorpsi terjadi lebih cepat bila kornea mengalami infeksi atau trauma. Absorpsi sistemik melalui saluran nasolakrimal sebenarnya tidak diinginkan; absorpsi disini dapat menyebabkan efek sitemik karena obat tidak mengalami lintas pertama dihati, maka β-bloker yang diberikan sebagai tetes mata misalnya pada glaukoma dapat menimbulkan toksisitas sistemik.

No comments:

Post a Comment

silakan menggunakan hati nurani dan tidak mengandung sara, sex dan politik