- Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian oral
- Dapat diberikan pada penderita tidak kooperatif, tidak sadar atau muntah-muntah
- Sangat berguna dalam keadaan darurat.
Kerugiannya ialah:
- Dibutuhkan cara asepsis
- Menyebabkan rasa nyeri
- Ada bahaya penularan hepatitis serum
- Sukar dilakukan oleh penderita
- Tidak ekonomis
Pemberian
intravena (IV) tidak mengalami tahap absorpsi, maka kadar obat dalam darah
diperoleh secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respon
penderita. Larutan tertentu
yang iritatif hanya dapa diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh
darah relatif tidak sensitif dan bila disuntikan perlahan-lahan, obat segera
diiencerkan oleh darah.
Kerugiannya efek
toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan
jaringan. Disamping itu, obat yang disuntikan (IV) tidak dapat ditarik kembali.
Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah, dan yang
menyebabkan hemolisis, tidak boleh diberikan dengan cara ini,. Penyuntikan IV
harus dilakukan perlahan-lahan sambil terus mengawasi respon penderita.
Suntikan subkutan
(SK) hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritas jaringan.
Absorpsi biasanya terjadi lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama.
Obat dalam bentuk suspensi diserap lebih lambat daripada dalam bentuk larutan.
Pencampuran obat dengan vasokontriktor juga akan memperlambat absorpsi obat
tersebut. Obat dalam bentuk padat yang ditanamkan di bawah kulit dapat
diabsorpsi selama beberapa minggu atau beberapa bulan.
Pada suntikan
intramuskular (IM), kalarutan obat dalam air menetukan kecepatan dan
kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut dalam air pada pH fisiologik
misalnya digoksin, fenitoin, dan diazepam akan mengendap ditempat suntikan
sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Obat
yang larut dalam air diserap cukup cepat tergantung dari aliran darah di tempat
suntikan. Absorpsi lebih cepat di deltoid atau vastus lateralis
daripada di gluteus maksimus. Obat-obat yang larut minyak atau bentuk suspensi
akan diabsorpsi dengan sangat lambat dan konstan (suntikan depo) misalnya
penisiline. Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikan secara SK kadang-kadang
dapat diberikan secara IM.
Suntikan
intratekal, yakni suntikan langsung ke dalam subaraknoid spinal, dilakukan bila
diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu
serebrospinal, seperti pada anastesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang
akut.
Suntikan intraperitoneal tidak dilakukan pada manusia karena bahaya
infeksi dan adesi terlalu besar.
No comments:
Post a Comment
silakan menggunakan hati nurani dan tidak mengandung sara, sex dan politik