Latest Post

Friday, 4 March 2016

2.1.3 Pemberian secara suntikan




Keuntungan pemberian obat secara suntikan (parenteral) ialah
  • Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian oral
  • Dapat diberikan pada penderita tidak kooperatif, tidak sadar atau muntah-muntah
  • Sangat berguna dalam keadaan darurat.

Kerugiannya ialah:
  • Dibutuhkan cara asepsis
  • Menyebabkan rasa nyeri
  • Ada bahaya penularan hepatitis serum
  • Sukar dilakukan oleh penderita
  • Tidak ekonomis

Pemberian intravena (IV) tidak mengalami tahap absorpsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Larutan tertentu yang iritatif hanya dapa diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah relatif tidak sensitif dan bila disuntikan perlahan-lahan, obat segera diiencerkan oleh darah.

Kerugiannya efek toksik mudah terjadi karena kadar obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan. Disamping itu, obat yang disuntikan (IV) tidak dapat ditarik kembali. Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah, dan yang menyebabkan hemolisis, tidak boleh diberikan dengan cara ini,. Penyuntikan IV harus dilakukan perlahan-lahan sambil terus mengawasi respon penderita.

Suntikan subkutan (SK) hanya boleh digunakan untuk obat yang tidak menyebabkan iritas jaringan. Absorpsi biasanya terjadi lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama. Obat dalam bentuk suspensi diserap lebih lambat daripada dalam bentuk larutan. Pencampuran obat dengan vasokontriktor juga akan memperlambat absorpsi obat tersebut. Obat dalam bentuk padat yang ditanamkan di bawah kulit dapat diabsorpsi selama beberapa minggu atau beberapa bulan.

Pada suntikan intramuskular (IM), kalarutan obat dalam air menetukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut dalam air pada pH fisiologik misalnya digoksin, fenitoin, dan diazepam akan mengendap ditempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Obat yang larut dalam air diserap cukup cepat tergantung dari aliran darah di tempat suntikan. Absorpsi lebih cepat di deltoid atau vastus lateralis daripada di gluteus maksimus. Obat-obat yang larut minyak atau bentuk suspensi akan diabsorpsi dengan sangat lambat dan konstan (suntikan depo) misalnya penisiline. Obat yang terlalu iritatif untuk disuntikan secara SK kadang-kadang dapat diberikan secara IM.

Suntikan intratekal, yakni suntikan langsung ke dalam subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu serebrospinal, seperti pada anastesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut. 

Suntikan intraperitoneal tidak dilakukan pada manusia karena bahaya infeksi dan adesi terlalu besar.



No comments:

Post a Comment

silakan menggunakan hati nurani dan tidak mengandung sara, sex dan politik