Latest Post

Friday, 2 October 2015

Asuhan Antenatal

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Dokter dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan persalinan, dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan.
A.       Kunjungan pertama
Kunjungan pertama ibu hamil untuk mengenali faktor resiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun laboratorium, perlu diberi penatalaksanaan khusus. Ibu diberi tahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat bersalin,  juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi ibu hamil yang dapat diberikan seperti:
1    .       Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal
2   .        Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan                  terjadi peningkatan sekret vagina.
3    .       Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat
4    .      Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter spesialis obgin atau tenaga medis             lainnya
5.          Wanita perokok atau peminum beralkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami pun diberi            pengetian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.

Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil, dinyatakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui siklus haidnya teratur ±28 hari dengan menggunakan rumus naegele. Bila ibu lupa HPHT, deteksi dengan gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu sedangkan multi gravida 16 minggu. Nausea/mual biasanya hilang pada kehamilan 12-14 minggu.
Riwayat kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan perlu diketahui. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus, dll. Selain itu juga riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, obsteri, kontrasepsi, dan faktor resiko yang mungkin ada pada ibu.
B.       Pemeriksaan umum
            Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi, dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk memeriksa adanya infeksi fokal. Periksa juga jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap, catat seluruh data yang didapat.
C.       Pemeriksaan Obsteri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam, Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta bebaring telentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
D.       Pemeriksaan luar
            Kontrasi atau tidaknya uterus, bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat pernedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokan dahulu. Cara pemeriksaan cepat pada ibu hamil yang umum digunakan adalah cara leopold yang dibagi 4 tahap. Pada pemeriksaan leopold I,II,III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada leopold IV ke arah kaki.
            Pemeriksaan leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir . Selain itu tentukan pula bagian janin pada fundus uteri. Kepala teraba sebagai benda kers dan bulat sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
Cara pemeriksaannya :
1.      Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil.
2.      Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita ukur dengan cara :
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur.
1.      Meraba bagian apa yang berada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting itu adalah bokong.
2.      Leopold II
Leopold II bertujuan untuk mengetahui letak punggung janin pada letak membujur dan kepala janin di sebelah kanan atau kiri pada letak lintang
Cara pemeriksaannya :
1.      Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
2.      Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri kearah kanan, begitu pula sebaliknya.
3.      Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan rasakan bagian apa yang ada disebelah tangan kanan ( jika teraba bagian yang rata, terasa ada tahanan, tidak teraba bagian kecil, maka itu adalah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian kecil dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin.
4.      Leopold III
Leopold III bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi presentasi, hasil temuan berupa bagian presentasi dan dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Letak kepala : teraba bagian yang besar, bulat, keras dan melenting
2.      Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat, lunak dan tidak melenting
3.      Letak lintang : dapat dirasakan ketika tangan kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
Melakukan Leopold III:
1.      Tangan kiri menahan fundus uteri.
2.      Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit digerakkan maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
3.      Leopold IV
Leopold IV bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bagian bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Cara pemeriksaannya :
1.      Pemeriksa menghadap kaki pasien.
2.      Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah.
3.      Jika teraba kepala tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah,
hasil :
1.        Convergen : sebagian kecil kepala turun kedalam rongga panggul
2.        Sejajar: separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
3.        Divergen : bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar         kepala sudah melewati PAP. (yesvizulfiana.wordpress.com)

        Dengarkan BJJ pada daerah panggung janin dengan stetoskop mono aural (Laenec). Pemeriksaan dengan stetoskop tersebut dapat terdengar pada kehamilan 18-20 minggu. Sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
            Dari hasil pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, presentasi janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
             
            Taksiran Berat Janin (TBJ)=[Tinggi Fundus Uteri(dalam cm) –N] x 155

N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika

E.        Pemeriksaan Dalam
Siapkan ibu hamil dalam posisin litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina.
Perisa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus dan periksa konsistensi, arah, panjang porsio, dan pembukaan serviks. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpaasi bimanual
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau kepalan orang dewasa.
Turunnya kepala pada rongga panggul ditentukan bedasarkan bidang hodge I-IV.

F.        Pemeriksaan Panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukan telunjuk dan jari tengah kedalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah lurus atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan kedalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
G.       Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar haemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Urin diperiksa beta- hCG, protein, dan glukosa. Bila perlu, lakukan pemeriksaan golongan darah, faktor rhesus, reaksi wasserman, kahn, serologi, berat jenis urin, sitologi vaginal, dll.
Kunjungan selanjutnya
Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan tiap 4 minggu; 28-36 minggu tiap 2 minggu; setelah 36 minggu dilakukan tiap minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan lakukan pengukuran berat badan ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemreiksaan leopold, dan dengar BJJ. Hasil harus dibandingkan dengan pemeriksaan sebelumnya.   



No comments:

Post a Comment

silakan menggunakan hati nurani dan tidak mengandung sara, sex dan politik