Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin. Dokter dapat mengenal perubahan yang mungkin
terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Tujuan pemeriksaan
antenatal adalah menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan persalinan, dan masa nifas agar sehat dan normal setelah
ibu melahirkan.
Kunjungan pertama ibu hamil untuk mengenali faktor resiko ibu dan janin.
Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun laboratorium, perlu
diberi penatalaksanaan khusus. Ibu diberi tahu tentang kehamilannya,
perencanaan tempat bersalin, juga
perawatan bayi dan menyusui. Informasi ibu hamil yang dapat diberikan seperti:
1 . Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal
2 . Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus
lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
3 . Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi
serat
4 . Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan
dokter spesialis obgin atau tenaga medis lainnya
5. Wanita perokok atau peminum beralkohol harus
menghentikan kebiasaannya. Suami pun diberi pengetian tentang keadaan istrinya
yang sedang hamil.
Pada wanita dengan haid
terlambat dan diduga hamil, dinyatakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT).
Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui siklus haidnya teratur ±28
hari dengan menggunakan rumus naegele. Bila ibu lupa HPHT, deteksi dengan
gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu
sedangkan multi gravida 16 minggu. Nausea/mual biasanya hilang pada kehamilan
12-14 minggu.
Riwayat kehamilan,
kehamilan, persalinan, nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan
perlu diketahui. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti
penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus, dll. Selain itu juga riwayat
menstruasi, kesehatan, keluarga, obsteri, kontrasepsi, dan faktor resiko yang
mungkin ada pada ibu.
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian
keadaan umum, status gizi, dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya
konjungtiva pucat sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum.
Periksa gigi untuk memeriksa adanya infeksi fokal. Periksa juga jantung, paru,
mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap, catat seluruh data yang didapat.
Terdiri dari pemeriksaan
luar dan pemeriksaan dalam, Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih.
Kemudian ibu diminta bebaring telentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan
ibu.
Kontrasi atau tidaknya uterus, bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar
tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat pernedaan suhu dengan tangan
pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokan dahulu. Cara
pemeriksaan cepat pada ibu hamil yang umum digunakan adalah cara leopold yang
dibagi 4 tahap. Pada pemeriksaan leopold I,II,III pemeriksa menghadap ke arah
muka ibu, sedangkan pada leopold IV ke arah kaki.
Pemeriksaan
leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri sehingga usia kehamilan dapat
diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan
pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid
terakhir . Selain itu tentukan pula bagian janin pada fundus uteri. Kepala
teraba sebagai benda kers dan bulat sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
1.
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil.
2.
Kedua tangan meraba bagian fundus dan
mengukur berapa tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita ukur dengan cara :
Garis nol pita
pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis
abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran
dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur.
1.
Meraba bagian apa yang berada di fundus. Jika
teraba benda bulat, melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun
jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting itu adalah bokong.
Leopold II
bertujuan untuk mengetahui letak punggung janin pada letak membujur dan kepala
janin di sebelah kanan atau kiri pada letak lintang
1. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri
perut ibu.
2. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan
perut sebelah kiri kearah kanan, begitu pula sebaliknya.
3. Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri dan
rasakan bagian apa yang ada disebelah tangan kanan ( jika teraba bagian yang
rata, terasa ada tahanan, tidak teraba bagian kecil, maka itu adalah punggung
bayi, namun jika teraba bagian-bagian kecil dan menonjol maka itu adalah bagian
kecil janin.
Leopold
III bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi presentasi, hasil temuan berupa
bagian presentasi dan dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Letak kepala : teraba bagian yang besar, bulat, keras dan
melenting
2. Letak sungsang : teraba bagian besar yang tidak bulat,
lunak dan tidak melenting
3. Letak lintang : dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement (pantulan
dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan).
1. Tangan kiri menahan fundus uteri.
2. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah
uterus teraba bagian yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan maka
itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan sulit
digerakkan maka ini adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak ditemukan kedua
bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.
Leopold
IV bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bagian bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Cara pemeriksaannya :
1. Pemeriksa menghadap kaki pasien.
2. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah.
3. Jika teraba kepala tempatkan kedua tangan di dua belah
pihak yang
berlawanan
di bagian bawah,
1.
Convergen : sebagian kecil kepala turun
kedalam rongga panggul
2.
Sejajar: separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul
3. Divergen : bagian terbesar dari kepala masuk
ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar kepala sudah melewati PAP.
(yesvizulfiana.wordpress.com)
Dengarkan
BJJ pada daerah panggung janin dengan stetoskop mono aural (Laenec). Pemeriksaan
dengan stetoskop tersebut dapat terdengar pada kehamilan 18-20 minggu.
Sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari
hasil pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
presentasi janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.Taksiran berat
janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai
pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus
tersebut:
Taksiran
Berat Janin (TBJ)=[Tinggi Fundus Uteri(dalam cm) –N] x 155
N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika
Siapkan ibu hamil dalam posisin litotomi lalu bersihkan
daerah vulva dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina
apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan
pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret
vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari
tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina.
Perisa adanya massa di adneksa dan parametrium.
Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus dan periksa konsistensi, arah,
panjang porsio, dan pembukaan serviks. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan
dengan cara palpaasi bimanual
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar
telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar
telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau kepalan orang dewasa.
Turunnya kepala pada rongga panggul ditentukan bedasarkan
bidang hodge I-IV.
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan
36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukan telunjuk dan jari tengah kedalam liang vagina.
Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba,
tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea
inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba
lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke
dalam. Raba dinding pelvik, apakah lurus atau konvergen ke bawah dan tentukan
panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan kedalam
simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
G.
Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar haemoglobin darah,
hematokrit, dan hitung leukosit. Urin diperiksa beta- hCG, protein, dan
glukosa. Bila perlu, lakukan pemeriksaan golongan darah, faktor rhesus, reaksi
wasserman, kahn, serologi, berat jenis urin, sitologi vaginal, dll.
Jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan
tiap 4 minggu; 28-36 minggu tiap 2 minggu; setelah 36 minggu dilakukan tiap
minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan lakukan pengukuran berat badan ibu,
tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemreiksaan leopold, dan dengar BJJ. Hasil
harus dibandingkan dengan pemeriksaan sebelumnya.